PENGENALAN UNSUR STRUKTUR
1.
Definisi
Secara
geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai bidang-bidang dan
garis-garis. Garis atau bidang tidak selalu merupakan bidang batas dari suatu
batuan, tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau satuan batuan. Didalam
prinsip geometri, suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan
(attitude) atau orientasi yang pasti di dalam ruang,
dan hubungan antara satu dan lainnya dapat dideskripsikan. Dalam hal ini, suatu
bidang atau garis harus mempunyai komponen kedudukan, yang pada umumnya
dinyatakan dalam koordinat grafis, arah (bearing
atau azimuth), dan kecondongan (inclination). Secara geometris, unsur struktur geologi
dapat dibedakan menjadi :
·
Struktur
bidang (planar), misalnya : bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekahan,
bidang sesar, bidang belahan (cleavage), dan sebagainya.
·
Struktur garis
(linear), misalnya : lineasi mineral, sumbu lipatan, goresgaris (striation), dan sebagainya.
2. Beberapa Definisi Umum Dalam Geometri
·
Kedudukan (attitude), merupakan istilah umum untuk orientasi
dari sebuah bidang atau garis di dalam ruang, dan pada umumnya dihubungkan
dengan koordinat geografis dan garis horizontal. Kedudukan terdiri dari
komponen arah (bearing
atau azimuth) dan kecondongan (inclination).
·
Arah (azimuth), merupakan istilah umum untuk sudut
horizontal antara sebuah garis dan suatu arah koordinat tertentu. Arah
koordinat ini biasanya merupakan arah utara sebenarnya (true north).
·
Kecondongan (inclination), merupakan istilah umum untuk sudut
vertikal (diukur kearah bawah) antara garis horizontal dan sebuah bidang/garis.
3. Kedudukan (Attitude) Struktur Bidang
Kedudukan sebuah struktur bidang dapat
diwakili oleh sepasang angka. Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan
untuk menuliskan sepasang angka tersebut, yaitu :
1. Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan (dip).
2. Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip
direction).
·
Jurus (Strike) Struktur Bidang
Sebuah garis
jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis
horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang.Sebuah garis jurus pada
suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang
horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan
antara dua buah bidang adalah sebuah garis).
Jurus
suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis jurus
dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut antara garis
horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya. Jurus merupakan
besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (0) dengan menggunakankompas.
Setiap sudut yang diukur dengan menggunakan kompas disebut arah(baearing atau
azimuth
·
Kemiringan
(Dip) Struktur Bidang
Kemiringan
sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara struktur
bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada bidang vertikal
tertentu.Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang tepat tegak
lurus dengan garis jurus (Gambar 3.3a).Pada sebuah struktur bidang, kemiringan
sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan arah
kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus.Arah
kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope).
Gambar
1.1. Diagram blok yang memperlihatkan arti
dari kemiringan. (a) Kemiringan sebenarnya(δ), dengan arah panah menunjukkan
arah
kemiringan. (b) kemiringan
semu (α).
Gambar 1.2. Cara
pengukuran strike dan Dip menggunakan kompas geologi tipe brunton
Kemiringan yang diukur pada bidang
vertikal yang tidak tegak lurus garis jurus disebut sebagai kemiringan semu (apparent
dip) (Gambar 1.1b).Besar kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada
besar kemiringan sebenarnya.Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang
vertikal yang mengandung garis jurus adalah nol derajat (0°).
Cara Penulisan Kemiringan dan Arah Kemiringan
Untuk Struktur Bidang Kedudukan struktur bidang juga dapat dideskripsikan
dengan cara penulisan kemiringan dan arah kemiringan. Cara penulisan ini, untuk
contoh-contoh kedudukan struktur bidang di atas, diperlihatkan pada Tabel 3.1
berikut ini.
Tabel
1.1. Contoh cara penulisan kemiringan dan arah
kemiringan untuk struktur bidang. Cara Penulisan Jurus dan Kemiringan Konvensi
Kuadran Konvensi AzimuthCara Penulisan Kemiringandan Arah Kemiringan
1. Kedudukan Struktur Garis
Kedudukan
sebuah struktur garis diwakili oleh sepasang angka : penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend). Jika struktur garis tersebut terbentuk
pada sebuah struktur bidang yang kedudukannya diketahui, maka orientasi
struktur garis tersebut dapat diwakili oleh sebuah angka yang disebut pitch*.
Struktur garis merupakan suatu garis
yang kedudukannya dapat mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri. Garis
adalah unsure geometris yang ditimbulkan oleh adanya sepanjang titik. kedudukan
struktur garis dinyatakan dengan istilah yaitu trench, bearing, plunge, dan
rake/ picth.
seperti
halnya struktur bidang , struktur garis dibedakan menjadi:
-
struktur
garis riil, adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati
langsung di lapangan, misalnya goresgaris pada bidang sesar.
-
struktur
garis semu, adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan
dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi,
misalnya liniasi fragmen breksi sesar, liniasi mineral-mineral dalam batuan
beku, dsb.
Berdasarkan saat pembentukannya
struktur garis dapat dibedakan menjadi “struktur garis primer” adalah liniasi
atau penjajaran mineral pada batuan beku tertentu, arah liniasi struktur
sedimen. dan yang termasuk “strutur garis sekunder” adalah goresgaris, liniasi
memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan dan kelurusan-kelurusan. Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan
istilah-istilah ”arah penujaman” (trend), ”penujaman” (plunge), “arah
kelurusan” (bearing), dan “rake” atau “pitch”.
definisi
istilah-istilah dalam struktur garis:
-
Trend :
jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menunjukkan arah penujaman
garis tersebut.
-
bearing
: jurus dari bidang vertikal yang melalui garis, tetapi tidak menunjukkan
penujaman garis tersebut.
pake/pitch: besar sudut antara garis dengan garis
horizontal, yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat.
keterangan:
a-k :
jurus (strike) bidang abcd diukur terhadap arah utara
o-a :
arah kemiringan (dip direction)
a-l :
struktur garis pada bidang abcd
a-k :
arah penujaman (trend)
a-k/k-a :
arah kelurusan = azimuth nak
a :
penujaman (plunge)/kemiringan semu
f : rake
(pitch)
d :
kemiringan (dip) bidang abcd diukur tegak lurus ab
b : sudut
kelurusan (bearing)
b.
notasi,
penggambaran struktur bidang dan garis serta pengukuran unsur-unsur struktur
bidang dan garis
Notasi
struktur bidang:
a.
Jurus/strike:
sistem azimuth yaitu n x0
e/y0, dengan x antara 00- 3600 dan y antara 00-
900. sistem kuadran yaitu jika azimuthnya adalah n 1450
e/300 maka kuadran adalah n 350 w/300 sw dan s
350 e/300.
b.
dip dan
dip direction
Misalnya sistem azimuth adalah n 1450
e/300 maka penulisan berdasarkan “dip, dip direction” adalah 300,
n 2350 e.
Notasi struktur garis:
sistem azimuth hanya mengenal satu
penulisan yaitu y0, n x0 e.
sistem kuadran, penulisannya tergantung
pada posisi kuadran yang diinginkan sehingga mempunyai beberapa cara penulisan
misalnya azimuthnya adalah 300, n 450 e maka kuadrannnya
300, n 450 e. dan jika sistem azimuth 450, n
900 e maka sistem kuadrannya 450, n 900 e atau
450, s 900 e.
Pengukuran
unsur struktur bidang dan struktur garis:
a.
Strike
Tempel sisi e kompas pada bidang yang
diukur, kedudukan kompas dihorizontalkan
dengan menyentringkan nivo kotak. lalu berilah tanda garis pada bidang sesuai
arah strike.
b.
Dip
Kompas pada posisi tegak, tempel sisi w
kompas pada bidang yang diukur dengan posisi tegak lurus strike pada garis yang
telah dibuat. lalu sentringkan nivo tabung.
c.
Dip
direction
Tempel sisi s kompas, horizontalkan
kompas dengan menyentringkan nivo kotak.
d.
Trend
Tempel alat bantu ( buku
lapangan/clipboard) pada posisi tegak dan sejajar arah struktur garis. lalu
tempel sisi w atau e kompas pada posisi kanan/kiri alat bantu dengan visir
kompas mengarah kepenujaman struktur garis tersebut dan sentringkan nivo kotak.
e.
Plunge
Tempel sisi w kompas pada sisi atas
alat bantu yang masih dalam keadaan vertikal, sentringkan nivo
tabung/clinometer.
f.
Pitch
Buat garis horizontal pada bidang
struktur garis tersebut terdapat (sama dengan strike bidang tersebut), ukur
besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horizontal menggunakan busur
derajat.
g.
Bearing
Arah visir kompas sejajar dengan
unsur-unsur keselurusan struktur garis yang akan diukur,lalu
sentringkan nivo
tabung